Rabu, 05 September 2018

Dia Menerima Cacatnya Setelah Ketemu Seseorang Seperti Dirinya

Sejak Taman Kanak-Kanak, Jayce Crowder memperhatikan dirinya berbeda dengan teman sebayanya. Teman sebayanya memiliki dua tangan, sementara dirinya hanya ada satu tangan.

"Sejak kecil, Jayce selalu diejek oleh teman-temannya" Ujar Cortney Lewis, Ibunya. Semangat hidupnya semakin memburuk. Setiap kembali atau pulang ke rumahnya, di Des Moines, Iowa, Jayce selalu bertanya kepada Ibunya.

"Mengapa saya berbeda? Mengapa? Kenapa Aku?"

"Jayce menyampaikan kemarahan kepada kami, bahwa dirinya marah kepada Tuhan karena membuatnya seperti ini.." Ujar Cortney Lewis. "Hatinya seperti tersayat pisau"

Cortney Lewis mengakui bahwa dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan pada saat itu. Bagaimana dia bisa memberi jawaban atas pertanyaan putranya ketika dia tidak pernah menemui jawabannya.

Beberapa minggu kemudian, yaitu setelah Lewis pulang dari pekerjaannya sebagai Asisten Ortodontik, Ia menyalakan televisi dan melihat berita tentang aksi seorang anak berumur 14 tahun dari Washington, Iowa, bernama Trushaun Wilis melakukan "Slum Dunks". Kodisi Trushaun Wilis sama dengan Jayce, ia kehilangan sebagian besar lengan kirinya. Pada saat itu juga, Lewis memanggil Jayce. Jayce sangat terpaku menyaksikan aksi "Slumdunks" yang mengerikan dilakukan oleh Trushaun Wilis.

Melihat Jayce seperti itu, Lewis meminta bantuan teman untuk menyampaikan kepada Surat Kabar "Des Moines Register" agar mengatur pertemuan antara Jayce dengan Trushaun dalam rangka membangun kepercayaan diri Jayce.

Beberapa bulan kemudian, April 2017, Jayce bertemu Trushaun di Sekolah Menengah Washington. Mereka langsung terasa akrab dan terikat. Keduanya mengalami asal muasal kondisi yang sama, yaitu mengalami "Amniotic Band Syndrome" pada saat di rahim. Sebuah kondisi langka, dimana bagian helaian kantung ketuban ibu mereka membungkus siku kiri mereka, sehingga pertumbuhannya lambat di siku kiri tersebut.

Sepanjang hari, mereka bermain dan tidak larut untuk mengasiani dirinya sendiri. Mereka bermain sepeda di lorong-lorong, bermain petak umpet, dan menembak keranjang.

Setelah bermain, Trushaun bicara serius dengan Jayce. Dia bicara tentang ketiadaan lengan kiri mereka. Dia mengatakan kepada Jayce bahwa Tuhan menciptakan dirinya sempurna. Sehingga siapapun tidak boleh merendahkan dirinya. 

"Ini meyakinkan saya," kata Lewis. “Saya tahu di dalam hati bahwa semuanya akan baik-baik saja. Trashaun telah tumbuh menjadi anak yang luar biasa. Dan saya tahu Jayce juga. Sebagai orang tua, itu saja yang ingin Anda ketahui: Bahwa semuanya akan baik-baik saja. ”

Sejak pertemuan itu, Lewis telah melihat perbedaan yang mencolok pada putranya, yang sekarang berusia tujuh tahun dan di kelas dua. Dia baru-baru ini mulai bergulat dan menyukainya. Lewis menunjukkan pengaruh Trashaun. Bertemu dengannya, katanya, membuat Jayce "memahami bahwa ada orang lain seperti dia."

Adapun Trashaun, hubungannya dengan Jayce membuatnya berharap dapat membantu lebih banyak anak, mungkin sebagai pelatih pemuda dengan Nub Ability, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk melatih anak-anak dengan perbedaan anggota tubuh.

"Sejujurnya, itu berarti banyak untuk mengetahui bahwa saya mengubah kehidupan Jayce," kata Trashaun. Namun, dia tidak pernah bermimpi bahwa videonya akan berdampak seperti itu. “Saya hanya berpikir teman-teman saya akan melihat [video saya] dan menjadi seperti, 'Oh, dia mencelupkannya!"
"

Tidak ada komentar: