Personil The Rolling Stone seperti Mick Jagger, Keith
Richards, Ronnie Wood dan Charlie Watt mengatakan
sudah menyiapkan tim kuasa hukum pada hari minggu lalu dan mereka bekerja dengan organisasi hak
musik BMI untuk menghentikan penggunaan materi mereka dalam kampanye pemilihan
ulang Trump.
"BMI
telah memberi tahu kampanye Trump atas nama Stones bahwa penggunaan lagu mereka
secara tidak sah akan melanggar perjanjian lisensi," kata Stones. "Jika Donald
Trump mengabaikan larangan dan
ternyata tetap
digunakan,
maka ia akan menghadapi gugatan dengan tuntutan
melanggar embargo
dan memainkan musik yang belum dilisensikan. ''
Tim
kampanye Trump tidak segera komentar untuk menanggapi email yang dilayangkan The
Rolling Stones.
Padahal The Stones sudah
mengeluh sejak
kampanye Trump 2016 yang
menggunakan lagu dan syair mereka untuk
menyalakan basis konservatifnya di aksi unjuk rasa.
Contohnya lagu
klasik The Rolling Stones tahun 1969
yang populer dalam setiap konsernya, yaitu "You Can't Always Get What You Want" ternyata baru-baru ini dimainkan lagi pada penutupan rangkaian
penutup kampanye Donald Trump
di Tulsa, Oklahoma (sebuah
acara tertutup yang dikritik karena potensinya untuk menyebarkan virus corona).
Organisasi
hak musik BMI menyediakan lisensi bagi venue untuk memainkan beragam musik dan
memiliki katalog lebih dari 15 juta lagu yang dapat diputar di acara-acara
politik. Artis dapat memilih untuk tidak memainkan musik mereka di acara-acara
politik, dan pernyataan BMI mengatakan Stones telah melakukan itu.
BMI
telah menginformasikan kampanye Trump bahwa jika mereka memainkan musik Stones
lagi di suatu acara, itu akan melanggar perjanjian lisensi, kata pernyataan
itu. Sementara artis
lain juga mengeluhkan musik mereka yang terkait dengan acara Trump,
seperti Keluarga almarhum
musisi rock Tom Petty mengatakan bahwa mereka telah mengeluarkan perintah penghentian
setelah Trump menggunakan lagu "I Won't Back Down'' di Tulsa .
"Trump
sama sekali tidak diizinkan untuk menggunakan lagu ini untuk melanjutkan
kampanye yang meninggalkan terlalu banyak orang Amerika dan akal sehat," kata pernyataan itu. "Baik
almarhum Tom Petty dan keluarganya dengan tegas menentang rasisme dan
diskriminasi dalam bentuk apa pun. Tom Petty tidak akan pernah ingin lagu
miliknya digunakan dalam kampanye kebencian. Dia suka menyatukan orang. ''
Untuk melawan keinginannya, musisi peraih Grammy, Neil Young,
mengecam Trump pada 2018 setelah mendengar salah satu lagunya dimainkan selama
kampanye pra-ujian tengah semester Trump. Terlepas
somasi yang sudah dilalukan sebelumnya, musisi
kelahiran Kanada itu memperingatkan Trump karena menggunakan single 1990-nya,
"Rockin 'in the Free World,".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar